
ILMU ATAU HARTA,, MEMILIH WARISAN TERBAIK
Kebanyakan orang tua menginginkan warisan yang terbaik untuk anak-anaknya. Latar belakang dan pola pikir mereka menjadi penentu warisan yang diberikan, bisa harta atau ilmu.
Jika kita pertimbangkan berdasarkan pemikiran logis tentulah tidak masalah memilih salah satu atau bahkan keduanya. Sedangkan jika kesempatan yang ada adalah salah satunya maka manakah yang lebih baik. Coba kita bandngkan. Memilih harta sebagai warisan apakah bijak, tentu boleh saja tapi suatu saat tanpa kemampuan pengelolaan yang baik maka akan habis. Sedangkan ilmu justru akan menghasilkan dan memperkuat kemampuan ekonomi si pemilik ilmu. Jadi dengan diberikan ilmu, harta akan datang.
Seperti yang dicontohkan dalam kisah Nabi Sulaiman as, dalam hadits yang berbunyi seperti ini: “Sulaiman diberi pilihan antara harta, kerajaan, atau ilmu. Maka Sulaiman memilih ilmu. Lalu dengan sebab memilih ilmu (pada akhirnya) ia diberi kerajaan dan harta.” (H.R. Ibnu ‘Asakir dan ad-Dailami). Kemudian kita dengan baik mengenal Nabi Sulaiman sebagai raja yang sangat kaya dengan wilayah kekuasaan yang luas. Memerintah dengan adil dan bijaksana, sehingga raja-raja negara lain pun menaruh hormat kepadanya. Nabi Sulaiman a.s. merupakan Nabiyullah yang tercatat dalam sejarah sebagai nabi yang cerdas, kaya raya, berkuasa dan sholeh. Ilmu itu seperti biji yang tumbuh menjadi pohon yang kemudian menghasilkan buah yang segar dan bermanfaat. Ilmu itu cahaya yang menyingkirkan duri dan gelapnya jalan menuju tujuan sehingga kita akan tahu mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Mana arah ke surga mana arah ke neraka. Mana jalan menuju kaya dan mana jalan menuju kemelaratan.
Kisah ini merupakan bukti nyata Firman Allah SWT yaitu “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Al-Mujadalah 58 : 11). Dan yang perlu diperhatikan ilmu yang dapat meninggikan derajat itu adalah ilmu yang bermanfaat bagi sekitarnya.
Tidak hanya kebahagiaan didunia yang bisa dihasilkan dengan ilmu, untuk menggapai akhirat pun menggunakan ilmu. Seperti hadist berikut, “Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga amalan : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan dia.” [HR. Muslim]. Maka tentunya ini menjadi keistimewaan apabila kita memberikan warisan berupa ilmu kepada anak serta generasi penerus selanjutnya. Karena ilmu tidak akan hangus melewati waktu.
Dikutip dari:
– Ceramah mingguan Musholla Raudatul Jannah, Lubang Buaya, Jaktim
– santriv[dot]blogspot[dot]com